MENGENAL ALLAH AZZA WA JALLA

sahabat muslim yang dimuliakan oleh Allah azza wa jalla. Tentunya kita sebagai umat islam diwajibkan untuk mengenal Allah sebagai Tuhan kita.  Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting untuk kita mengenal dan memahami siapakah Allah.

Makna ALLAH dari sisi bahasa.

Para ulama ahli bahasa berbeda pendapat tentang penetapan kata Allah dari sisi bahasa.

Pendapat pertama :

Bahwasannya kata ” Allah ”  tidak memiliki kata dasar ( turunan kata ) jadi dia termasuk kata yang jamid.

Mereka beralasan karena kata Allah telah ada sejak awal ( Qodim ). Sedangkan sesuatu yang Qodim tidak memiliki kata dasar.

Diantara para ulama yang berpendapat kata ” Allah ” adalah kata yang jamid adalah :
1.Ibnul Arabi (w. 543),
2. Abul Qasim as-Suhaili (w. 581),
3. ar-Razi (w. 606),

Dan masih banyak lagi dari kalangan ahli ushul dan pendapat ini juga merupakan salah satu pendapat Sibawaih.

Adapun pendapat kedua

Mereka berpendapat bahwa kata Allah adalah kata musytaq (kata turunan yang memiliki kata dasar).

Akan tetapi sebagian ulama yang berpendapat bahwa kata Allah adalah kata yang musytaq , mereka juga berbeda pendapat tentang asal susunan katanya.

1.Kata Allah berasal dari kata laaha – yaliihu

[لاه – يليه]

yang artinya tersembunyi. Yang ini mengisyaratkan bahwa diberi nama ‘Allah’ karena Dia Dzat yang tersembunyi dari semua makhluk-Nya.

(I’rab al-Quran wa Bayanuhu, Muhyiddin Darwisy, 1/9)

2. Kata Allah berasal dari kata al-Ilaah (الإِلَـه) yang itu merupakan turunan dari kata Aliha – Ya’lahu

[ أَلِـهَ – يَـأْلَـهُ- إله ]

yang artinya menyembah atau beribadah.

Adapun kata Allah berasal dari kata mashdarnya yang bermakna isim fail ( subjek ) atau bermakna isim maf’ul ( objek ) lalu dima’rifatkan ( dikhususkan ) dengan meletakkan ال pada awal katannya :

ال + اله = الله

Maka kata Allah Jika kita bawa pada makna isim maf’ul menjadi al-Ma’luh الـمـألوه yang artinya Dzat yang disembah.

Hal ini juga sebagaimana yang diterangkan oleh al imam Ibnul Qayyim rahimahullah. Beliau mengatakan

ولهذا كان القول الصحيح أن الله أصله الإله، كما هو قول سيبويه وجمهور أصحابه، إلا مَن شذ منهم، وأن اسم الله تعالى هو الجامع لجميع معاني الأسماء الحسنى، والصفات العلى
Karena itulah, pendapat yang benar bahwa kata Allah berasal dari kata al-Ilah (Sang Tuhan yang disembah), yang ini merupakan pendapat Sibawaih dan mayoritas pengikutnya, kecuali sebagian kecil yang tidak sepakat dengannya. Dan bahwa nama Allah Ta’ala adalah nama yang menggabungkan semua makna dari asmaul husna dan sifat-sifat-Nya yang mulia. (Bada’i al-Fawaid, 2/473).

Perlu kita pahami bahwa perbedaan pendapat mengenai kata Allah , apakah dia kata yang jamid atau mustaq ini hanya ada pada sisi bahasa dan di permukaannya saja atau di sebut sebagai khilaf syakli ( hanya pada bentuk kata ) saja. Adapun makna yang terkandung didalamnya atau terhadap qadim nya Allah itu tidak ada ikhtilaf di antara para ulama. Hal ini sebagaimana yang di sebutkan oleh imam ibnul Qoyyim rahimahullah.

إن اختلاف القائلين بالاشتقاق وعدمه، إنما هو اختلاف شكلي، أما اعتقادهم في أسماء وصفات الله كلها فهو أنها قديمة، والقديم لا مادة له

Bahwa perbedaan pendapat mengenai asal kata ‘Allah’, apakah termasuk katabyang musytaq ( memiliki akar kata ) ataukah tidak, hanyalah ikhtilaf syakli. Adapun keyakinan mereka terkait nama dan sifat Allah, semuanya adalah qadim (sejak dulu). Sedangkan sesuatu yang qadim berarti tidak memiliki unsur penyusun.

Waullahu alam bishowab

Penyusun : ustadz.khalil gibran bin hadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *